Pada awal rekoleksi para Ketua Linkungan se-Dekenat Utara 29 Februari 2020 di Gereja Santo Yakobus, Kelapa Gading. Mgr Ignatius Kardinal Suharyo menceritakan latar belakang sejarah sebutan Lingkungan atau dahulu disebut Kring (Bahasa Belanda). Mgr Albertus Soegijapranata, SJ, Beliau merupakan seorang Uskup Indonesia pertama dan dikenal dengan pendiriannya yang pro nasionalis yang sering disebut 100% Katolik, 100% Indonesia. Beliau memulai keimamannya sebagai vikaris paroki untuk Pr. van Driessche di Paroki Kidul Loji, Yogyakarta, tetapi diberi paroki sendiri setelah Gereja St. Yoseph di Bintaran dibuka pada tahun 1934.
Dalam periode ini,Beliau berusaha untuk meningkatkan rasa ke-Katolikan dalam masyarakat Katolik dan menekankan perlunya hubungan yang kuat antara keluarga Katolik. Hubungan yang kuat antara keluarga Katolik dibina dalam suatu sebutan Lingkungan, Soegijapranata adalah orang yang pertama kali memperkenalkan lingkungan sebagai pusat pembinaan Iman umat Katolik.
Kita patut berbangga, Indonesia masih memiliki umat yang aktif dalam Paroki hal ini tidak lepas dari peranan penting para ketua Lingkungan, peranan awam sangat penting sehingga kita bisa menciptakan Gereja yang lain artinya Gereja yang HIDUP yang selalu mengutamakan keterlibatan kaum awam dalam setiap kegiatan. Gereja di Indonesia, menjadi Gereja yang sungguh berkembang dan selalu mengutamakan kehidupan di lingkungan sebagai dasar pembentukan Iman umat Katolik.
Pada kesempatan ini pula, para ketua lingkungan diajak untuk mengupas tuntas tentang Kisah Para Rasul, jika kita membaca Kisah Para Rasul mengenai Gereja Perdana dan perkembangannya, maka kita akan mendapatkan tokoh-tokoh pada masa itu yang dapat menjadi inspirasi bagi kita semua, sehingga kita sebagai pelayan Gereja menyadari tugas tanggungjawab yang kita emban adalah murni Tugas Pelayanan yang diberikan Allah sendiri dan selalu disertai dengan tuntunan Roh Kudus Nya.
Bagaimana Gereja itu lahir? Sebelum Pentakosta, para murid pengikut Yesus yang sungguh berusaha mengikuti dan meneladani Yesus, namun Yesus yang mereka ikuti wafat di salib maka timbul rasa takut dan kekhawatiran mereka pun akan mengalami hal yang sama seperti Yesus. Ketika Pentakosta, rasa takut dan khawatir mereka hilang dan mereka berubah sama sekali karena Roh Kudus dalam lambang lidah-lidah api telah membakar hati mereka, menyemangati hati mereka dalam rupa angin taufan Roh Kudus mampu merubah rasa takut, galau dan khawatir menjadi semangat yang membara dalam hati para Rasul, inilah awal dari kebangkitan para murid Yesus.
Tidak lama setelah Gereja Perdana lahir, muncullah yang disebut penganiayaan Kis.4:1-22 Petrus dan Yohanes dihadapkan pada Mahkamah Agama, mereka diadili, tetapi walaupun diadili mereka tetap bersemangat Kis.5:41, Petrus dan Yohanes menganggap bahwa penghinaan yang diterima merupakan hadiah, karena mereka dianggap pantas menderita dalam nama Tuhan. Mereka dihina, tetapi mereka bergembira. Reaksi jemaat tetap berdoa walaupun dihina, ayat 29 dikisahkan doa jemaat, “dan sekarang ya Tuhan lihatlah bagaimana mereka mengancam kami, dan berikanlah kepada kami keberanian untuk tetap mewartakan sabada Tuhan”. Boleh dikatakan mereka merasa beruntung ada penganiayaan Kis.8:1-3, karena gereja di Yerusalem di aniaya sebagian dari mereka itu pergi dan tersebar memberitakan Injil hingga sampai ke Samaria. Diceritakan dalam Kitab Kisah Para Rasul, bagaimana mereka semua tersebar ke Cyprus, Kirene, Antiokhia. Barnabas adalah Rasul yang diutus ke Antiokhia walaupun Barnabas berasal dari Cyprus namun berkat Barnabas, Gereja di Antiokhia berkembang menjadi Gereja yang hebat. Di Antiokhia lah murid-murid untuk pertama kalinya disebut Kristen. Awalanya di Yerusalem murid-murid Yesus disebut Orang Yahudi sekte Jalan Tuhan.
Gereja ada karena Gereja awal di Antiokhia, pada awalnya ada 3 pusat Gereja :
Gereja di Yerusalem, dipimpin oleh Yakobus, namun Gereja ini punah karena Yakobus terlalu keras dalam memimpin dan mempunyai pikiran sempit.
Gereja di Efesus, dipimpin oleh Yohanes, Gereja ini pun hancur karena banyak perkelahian yang terus menerus sehingga dalam injil yang ditulisnya, Yohanes selalu mengatakan, hendaknya kamu saling mengasihi.
Gereja di Antiokhia, dipimpin oleh Barnabas. Barnabas orang yang baik, penuh Iman dan penuh Roh Kudus. Model kepemimpinannya menjadi contoh teladan yang baik. Berkat Barnabas, Antiokhia menjadi pusat misi, sehingga Gereja tersebar ke seluruh dunia.
Berkat Barnabas, dunia menjadi mengenal Gereja, setelah Antiokhia menjadi pusat Gereja maka Barnabas mulai berkeliling mengajak Paulus (dahulu bernama Saulus sebelum bertobat) memulai perjalanan misi. Ada persoalan besar yang terjadi antara Paulus dan Barnabas, yaitu perbedaan Teologi, atas persoalan ini maka muncullah Konsili pertama yaitu Konsili Yerusalem, Kis.15:28, Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini. Setiap keputusan selalu dibawa dalam doa dan mereka selalu mengutamakan bimbingan Roh Kudus, agar setiap keputusan Gereja tidak hanya dibuat oleh manusia saja tetapi menyertakan Roh Kudus sebagai penuntun hidup Gereja. Dalam perjalanan misi tersebut Paulus dan Barnabas kembali berkonflik,akhirnya Barnabas menyerahkan tanggungjawabnya kepada Paulus.
Barnabas kembali pulang ke tanah kelahirannya, Cyprus. Paulus berjalan sendiri menuju Yerusalem, namun sesampainya di Yerusalem, karena Paulus dianggap menghujat Allah karena waktu itu Hari Raya Yahudi, maka Paulus ditangkap dan diadili, namun karena Paulus orang Roma, maka Paulus diadili di Roma, Paulus tinggal di Roma selama 2 tahun, Ia tetap menjadi pewarta firman Tuhan, inilah kisah yang menurut Bapa Uskup masih menggantung, Kisah Para Rasul hanya terdiri dari 28 Bab maka Bapa Uskup mengajak para ketua lingkungan untuk melanjutkan kisah para Rasul dengan cerita atau kisah kita masing-masing, sebagai pelayan Gereja.
Tokoh Barnabas dipilih oleh Bapa Uskup, sebagai tokoh yang sangat tepat dijadikan teladan model kepemimpinan, Barnabas orang baik, penuh Roh Kudus dan Iman nya teguh. Barnabas adalah nama panggilan, nama sebenarnya adalah Yusuf. Karena watak nya yang baik, maka Ia dipanggil Barnabas, artinya anak yang selalu membawa penghiburan. Dalam Kisah Para Rasul, banyak ayat yang dapat kita baca tentang Barnabas. Mungkin dari semua ketua lingkungan bisa mengambil salah satu tokoh yang bisa menjadi inspirasi yang sesuai dengan misi pelayanan kita, menjadi martir dalam arti sekarang ini, bukan martir yang mati karena membela agamanya. Tetapi dengan tindakan konkrit, sikap dan perilaku hidup kita yang selalu mau berkorban bagi orang lain demi Kemuliaan Tuhan. Mau lebih peka terhadap realitas hidup seperti Barnabas yang mampu memimpin Gereja Antiokhia sampai pada akhirnya Ia harus melepaskan tanggungjawab nya kepada Paulus yang pada saat itu masih muda.
Gereja membutuhkan pelayan seperti para ketua lingkungan yang menjadi ujung tombak pelayanan umat,maka kita pun diajak untuk melanjutkan perjuangan Barnabas dan Paulus sehingga Gereja menjadi hidup dan berkembang, membangun kemampuan diri dan kwalitas Iman kita sebagai para ketua lingkungan sehingga kita pun mampu membagikan banyak kebaikan bagi umat di lingkungan dengan demikian secara tidak sadar kita dapat menambah bab 29 dalam Kisah Para Rasul, Bab tentang kerja keras kita mengisi kehidupan dengan pelayanan yang tulus ikhlas dengan selalu mengutamakan 3 hal penting dalam hidup yaitu: Iman, Persaudaraan dan Bela Rasa.
Komsos Salfo
コメント